Jika kamu seorang pesulap atau penikmat film, saya bertaruh kamu pasti pernah nonton film The Prestige
karya Christopher Nolan. Kalo jawabanmu belum, segeralah nonton dulu
agar kamu punya sedikit petunjuk tentang apa yang akan pembahasan kita
kali ini.
Buat yang pernah nonton, pasti familiar dengan tiga hal berikut:
- The Pledge
- The Turn
- The Prestige
Singkatnya, dalam film tersebut, setiap aksi sulap dibagi menjadi tiga babak: The Pledge
(Janji) adalah babak ketika pesulap mempersilahkan penonton untuk
memeriksa segala macam peralatan yang akan ia gunakan dan memastikan
semuanya normal. The Turn (Perubahan) adalah babak ketika “magic moment” terjadi, entah itu berupa “penghilangan”, “perubahan”, dan lain lain. The Prestige
(Prestise) adalah babak ketika pesulap menyimpulkan pertunjukan
sulapnya, entah itu dengan cara “mengembalikan objek yang tadinya
hilang”, “membiarkan penonton memeriksa benda yang telah berubah”, dan
lain-lain.
Yang menarik adalah tiga istilah ini
sebenarnya tidak pernah ada dalam literatur sulap sebelumnya.
Christopher Nolan, sang sutradara dari film The Prestige
sebenarnya mengambil konsep ini dari struktur dramatik yang sebenarnya
sudah ada dari jaman dulu: Eksposisi, Klimaks dan Antiklimaks.
Lalu bagaimana pengertian ini jika dilihhat dari sudut pandang seorang pesulap, yang notabene bukan orang film?- The Pledge atau Janji adalah momen dimana pesulap memperkenalkan dirinya. Dia “menjanjikan” sebuah keajaiban. Karena momen ini adalah momen “perkenalan” dan “perjanjian”, tentu saja penampilanmu harus “menjanjikan”. Kamu mau menampilkan keajaiban tapi hanya pakai kaus singlet dan celana pendek? Well, mungkin bisa tapi ekspektasi penonton sudah turun terlebih dahulu jauh sebelum kamu memulai sebuah permainanmu. Sebenarnya The Pledge adalah babak yang simpel, hanya perkenalan saja, kan? Karena itu pula banyak pesulap yang meremehkan bagian ini dan ngebet banget untuk segera masuk ke dalam trik. Ingat, baik kamu sebagai pesulap dan orang lain sebagai penontonmu, kalian ini manusia yang butuh interaksi normal layaknya manusia pada umumnya. Blunder lain yang biasanya terjadi pada fase The Pledge adalah kamu berlama-lama memperkenalkan diri dan tidak segera memulai trik! Rencanakan The Pledge-mu dengan seksama karena fase The Pledge yang baik menunjukkan profesionalitasmu. Jika kamu berhasil mengeksekusi fase ini dengan baik, kamu bisa memenangkan hati penontonmu hanya melalui The Pledge saja. Ingat quote dari Nate Leipzig kemarin? Semua orang tidak ada yang keberatan jika “ditipu” oleh seorang gentleman.
- The Turn atau Pembelokan/Perubahan. Jalan yang tadinya lurus-lurus saja kemudian “dibelokkan” oleh pesulap dengan permainan sulapnya. Fase inilah yang menjadi favorit para pesulap pada umumnya, dimana mereka mengeksekusi triknya kepada penonton. Tidak ada yang perlu saya tambahkan disini, menngingat tiap pesulap punya caranya sendiri-sendiri untuk mengeksekusi tiap permainan sulap. Satu hal yang perlu kamu ingat: sebisa mungkin usahakan jangan nge-flash. Jangan sampai penonton menang sekecil mungkin rahasia dari permainanmu. Make it perfect. Caranya? Latihan, latihan, latihan. Ricky Jay, seorang pesulap terkenal yang juga bermain dalam film The Prestige, pernah berkata “Saya pernah melatih satu buah trik selama sepuluh tahun sebelum akhirnya saya merasa mampu menampilkannya ke depan publik.” Lihat? Sepuluh tahun. Itulah yang dinamakan dedikasi.
- Dan fase yang terakhir adalah The Prestige atau Prestis. Fase dimana kamu harus mengakhiri permainan sulapmu dan mungkin berpisah dengan penontonmu. Disinilah sulap yang sesungguhnya terjadi. Kesan apa kira-kira yang didapat penonton setelah melihat pertunjukanmu? Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Apakah kamu akan tetap memasang ego “pesulap” atau kembali jadi “manusia biasa”? Inilah momen terpenting yang harus kamu pikirkan dengan baik. Pikirkan bagaimana caramu agar kamu meninggalkan impresi baik di kepala penonton. Berpisahlah dengan cara baik-baik. Jangan tinggalkan image buruk.
0 komentar:
Posting Komentar